Penayangan

Minggu, 02 Oktober 2016

ANIMISME DAN MAGIS E.B TYLOR DAN J.G. FRAZER



Nama   : Asep Saeful Anwar
Nim     : 14530061

ANIMISME DAN MAGIS E.B TYLOR DAN J.G. FRAZER
Dalam materi kali ini membahas dua tokoh sekaligus, yaitu Edwar Burnett Tylor (1832-1917) dan James George Frazer (1854-1941). Tylor dilahirkan di London Inggris pada tahun 1832. Sedangkan Frazer dilahirkan di Glasgow, Skotlandia pada hari tahun baru 1854. Tylor adalah gurunya Frazer. Frazer mengambil metode dan ide-ide utama gurunya sembari menambahkan beberapa sentuhan baru yang murni berasal dari idenya sendiri. Frazer lebih sering dihubungkan dengan apa yang disebut teori “Magis” tentang agama daripada animismenya Tylor. Karya Tylor yang paling tekenal dan yang paling penting adalah sebuah buku yang berjudul Primitive Culture (1871). Buku ini mengetengahkan teori Tylor tentang animisme secara definitif. Tylor menerapkan trend baru dalam penelitiannya, yaitu “etnografi” dan “etnologi”. Etnologi mengasumsikan bahwa semua bentuk kebudayaan dan masyarakat yang terorganisir harus dilihat sebagai satu keseluruhan, yakni sebagai suatu sistem kompleks yang membentuk pengetahuan dan kepercayaan, seni dan moral, perkakas dan teknologi, bahasa, hukum, adat istiadat, legenda, mitos dan seluruh komponen lainnya yang pada akhirnya membentuk satu keatuan yang utuh. Menurut Tylor ada dua hukum besar tentang budaya, yaitu: (1) prinsip kesatuan atau keseragaman fisik seluruh ras manusia, dan (2) pola evolusi intelektual atau perkembangannya dalam jangka waktu tertentu. Salah satu tujuan utama dari buku Primitive Culture adalah ingin memperlihatkan pendekatan baru yang diusung Tylor, yaitu walau tanpa bekal pengetahuan bahasa yang memadai, mempelajari satu kebudayaan dengan melihat kedalam segala aspeknya, kemudian mengeksplorasi seluruh tindak-tanduk masyarakat, ide dan adat kebiasaan mereka, maka lebih baik daripada mereka yang hanya mencari akar kata dan mendasarkan diri pada analogi.
Magis didasarkan pada gabungan ide-ide, satu kecenderungan yang terletak di dasar rasio manusia. Mitos lahir dari gabungan ide-ide yang logis. Menurut Tylor, definisi agama adalah sebagai keyakinan terhadap sesuatu yang supranatural. Esensi setiap agama adalah animisme. Animisme adalah bentuk pemikiran paling tua yang dapat ditemukan dalam setiap sejarah umat manusia. Dalam terminologi animistik, semua ajaran ini bisa difahami sebagai proses berlanjutnya kehidupan jiwa setelah kematian. Hampir dalam seluruh bagian volume kedua buku Primitive Culture ini, Tylor menggambarkan dengan detail bagaimana jauhnya jangkauan doktrin animisme ke dalam peradaban manusia dulu kala. Animisme adalah suatu kesalahan fatal, sebagaimana dibuktikan peneliti modern bahwa dunia tidaklah digerakan oleh roh-roh yang tidak terlihat. Di era modern, perkembangan agama, mitos dan magis telah diuji oleh sains. Agama, mitos dan magis kini dalam keadaan sekarat, baik dalam kandungan ajarannya maupun dalam jumlah dan proporsinya. Teori Tylor memberikan gambaran beragam tentang agama dan perkembangannya. Tylor berpendapat bahwa agama animistik sebagai suatu usaha masyarakat kuno untuk memahami dan merespons misteri dan peristiwa yang luar biasa memiliki kesamaan dengan sains pada zaman sekarang.
Flazer adalah seorang penganut ide dan metode-metode yang diterapkan Tylor. Dia sangat terpengaruh oleh teori Tylor tentang kemampuan bertahan hidup. Karyanya yang paling terkenal adalah The Golden Bough (1890-1915), yang memuat sebuah studi monumental tentang adat dan kepercayaan primitif. Buku ini merupakan sumber paling definitif mengenai sifat-sifat dan dasar agama. Buku ini pada tahun-tahun pertama abad ke-20 mempengaruhi hampir seluruh bidang pemikiran modern, mulai dari antropologi dan sejarah, sastra, filafat, soiologi, bahkan juga ilmu-ilmu alam. Menurut Frazer, pemahaman tentang magis dan agama serta hubungan yang terjadi keduanya merupakan kunci untuk masuk kedalam pemikiran masyarakat primitif. Magis itu dibangun berdasarkan asumsi bahwa ketika satu ritual atau perbuatan dilakukan secara cepat, maka akibat yang akan dimunculkannya juga pasti akan terwujud seperti yang diharapkan. Di saat magis telah mengalami kemunduran, agama datang menggantikan posisinya. Bagi Frazer, kepercayaan terhadap kekuatan supranatural dan usaha-usaha manusia untuk memperoleh pertolongan-Nya dengan cara berdo’a atau melakukan ritual-ritual lain, telah membebaskan manusia dari belenggu keyakinan magis dan membawanya kepada keyakinan keagamaan. Agama telah memperbaiki magis yang mencirikan kemajuan intelektual manusia. Alasannya adalah karena penjelaan yang diberikan agama tentang dunia yang seperti kita alami lebih baik daripada yang diberikan magis.
            Tema sentral dalam pemikiran Tylor dan Frazer ada tiga, yaitu (1) ilmu pengetahuan dan antropologi, (2) proses evolusi dan masalah asal-usul, dan (3) intelektualisme dan individualisme. Ada kritikan dan keragu-raguan yang ditujuan kepada Tylor dan Frazer, diantranya oleh Max Muller tentang tiga hal, yaitu (1) metode antropologi, (2) evoluionisme, dan (3) individu dan sosial.

sumber: Daniel L. Pals, " Animisme dan Magis EB Tylor dan JG Frazer," dalam,
seven theories . . h . 29-80.

1 komentar:

  1. The Casino at Mohegan Sun - Mapyro
    Mohegan 밀양 출장마사지 Sun is home to several of 사천 출장안마 the world's most 제주도 출장샵 renowned casinos, and is home to two unique 충청북도 출장샵 casinos: The Mohegan 화성 출장안마 Sun and Mohegan Sun.

    BalasHapus