Nama : Asep Saeful Anwar
Nim : 14530061
ANIMISME DAN MAGIS E.B TYLOR DAN J.G. FRAZER
Dalam materi kali ini membahas dua tokoh sekaligus, yaitu Edwar
Burnett Tylor (1832-1917) dan James George Frazer (1854-1941). Tylor dilahirkan
di London Inggris pada tahun 1832. Sedangkan Frazer dilahirkan di Glasgow,
Skotlandia pada hari tahun baru 1854. Tylor adalah gurunya Frazer. Frazer
mengambil metode dan ide-ide utama gurunya sembari menambahkan beberapa
sentuhan baru yang murni berasal dari idenya sendiri. Frazer lebih sering
dihubungkan dengan apa yang disebut teori “Magis” tentang agama daripada
animismenya Tylor. Karya Tylor yang paling tekenal dan yang paling penting
adalah sebuah buku yang berjudul Primitive Culture (1871). Buku ini
mengetengahkan teori Tylor tentang animisme secara definitif. Tylor menerapkan trend
baru dalam penelitiannya, yaitu “etnografi” dan “etnologi”. Etnologi
mengasumsikan bahwa semua bentuk kebudayaan dan masyarakat yang terorganisir
harus dilihat sebagai satu keseluruhan, yakni sebagai suatu sistem kompleks
yang membentuk pengetahuan dan kepercayaan, seni dan moral, perkakas dan
teknologi, bahasa, hukum, adat istiadat, legenda, mitos dan seluruh komponen
lainnya yang pada akhirnya membentuk satu keatuan yang utuh. Menurut Tylor ada dua
hukum besar tentang budaya, yaitu: (1) prinsip kesatuan atau keseragaman fisik
seluruh ras manusia, dan (2) pola evolusi intelektual atau perkembangannya
dalam jangka waktu tertentu. Salah satu tujuan utama dari buku Primitive
Culture adalah ingin memperlihatkan pendekatan baru yang diusung Tylor,
yaitu walau tanpa bekal pengetahuan bahasa yang memadai, mempelajari satu
kebudayaan dengan melihat kedalam segala aspeknya, kemudian mengeksplorasi
seluruh tindak-tanduk masyarakat, ide dan adat kebiasaan mereka, maka lebih
baik daripada mereka yang hanya mencari akar kata dan mendasarkan diri pada
analogi.
Magis didasarkan pada gabungan ide-ide, satu kecenderungan yang
terletak di dasar rasio manusia. Mitos lahir dari gabungan ide-ide yang logis.
Menurut Tylor, definisi agama adalah sebagai keyakinan terhadap sesuatu yang
supranatural. Esensi setiap agama adalah animisme. Animisme adalah bentuk
pemikiran paling tua yang dapat ditemukan dalam setiap sejarah umat manusia.
Dalam terminologi animistik, semua ajaran ini bisa difahami sebagai proses
berlanjutnya kehidupan jiwa setelah kematian. Hampir dalam seluruh bagian
volume kedua buku Primitive Culture ini, Tylor menggambarkan dengan
detail bagaimana jauhnya jangkauan doktrin animisme ke dalam peradaban manusia
dulu kala. Animisme adalah suatu kesalahan fatal, sebagaimana dibuktikan
peneliti modern bahwa dunia tidaklah digerakan oleh roh-roh yang tidak
terlihat. Di era modern, perkembangan agama, mitos dan magis telah diuji oleh
sains. Agama, mitos dan magis kini dalam keadaan sekarat, baik dalam kandungan
ajarannya maupun dalam jumlah dan proporsinya. Teori Tylor memberikan gambaran
beragam tentang agama dan perkembangannya. Tylor berpendapat bahwa agama
animistik sebagai suatu usaha masyarakat kuno untuk memahami dan merespons
misteri dan peristiwa yang luar biasa memiliki kesamaan dengan sains pada zaman
sekarang.
Flazer adalah seorang penganut ide dan metode-metode yang
diterapkan Tylor. Dia sangat terpengaruh oleh teori Tylor tentang kemampuan
bertahan hidup. Karyanya yang paling terkenal adalah The Golden Bough (1890-1915),
yang memuat sebuah studi monumental tentang adat dan kepercayaan primitif. Buku
ini merupakan sumber paling definitif mengenai sifat-sifat dan dasar agama.
Buku ini pada tahun-tahun pertama abad ke-20 mempengaruhi hampir seluruh bidang
pemikiran modern, mulai dari antropologi dan sejarah, sastra, filafat,
soiologi, bahkan juga ilmu-ilmu alam. Menurut Frazer, pemahaman tentang magis
dan agama serta hubungan yang terjadi keduanya merupakan kunci untuk masuk
kedalam pemikiran masyarakat primitif. Magis itu dibangun berdasarkan asumsi
bahwa ketika satu ritual atau perbuatan dilakukan secara cepat, maka akibat
yang akan dimunculkannya juga pasti akan terwujud seperti yang diharapkan. Di
saat magis telah mengalami kemunduran, agama datang menggantikan posisinya.
Bagi Frazer, kepercayaan terhadap kekuatan supranatural dan usaha-usaha manusia
untuk memperoleh pertolongan-Nya dengan cara berdo’a atau melakukan
ritual-ritual lain, telah membebaskan manusia dari belenggu keyakinan magis dan
membawanya kepada keyakinan keagamaan. Agama telah memperbaiki magis yang
mencirikan kemajuan intelektual manusia. Alasannya adalah karena penjelaan yang
diberikan agama tentang dunia yang seperti kita alami lebih baik daripada yang
diberikan magis.
Tema sentral dalam
pemikiran Tylor dan Frazer ada tiga, yaitu (1) ilmu pengetahuan dan
antropologi, (2) proses evolusi dan masalah asal-usul, dan (3) intelektualisme
dan individualisme. Ada kritikan dan keragu-raguan yang ditujuan kepada Tylor
dan Frazer, diantranya oleh Max Muller tentang tiga hal, yaitu (1) metode
antropologi, (2) evoluionisme, dan (3) individu dan sosial.
sumber: Daniel L. Pals, " Animisme dan Magis EB Tylor dan JG Frazer," dalam,
sumber: Daniel L. Pals, " Animisme dan Magis EB Tylor dan JG Frazer," dalam,
seven
theories . . h
. 29-80.
The Casino at Mohegan Sun - Mapyro
BalasHapusMohegan 밀양 출장마사지 Sun is home to several of 사천 출장안마 the world's most 제주도 출장샵 renowned casinos, and is home to two unique 충청북도 출장샵 casinos: The Mohegan 화성 출장안마 Sun and Mohegan Sun.