TRADISI SHALAWATAN JAM’IYYAH MALAM SELASA DI PP.
AL-LUQMANIYYAH, YOGYAKARTA
Oleh : Asep Saeful Anwar (14530061)
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap malam
selasa yang diikuti oleh sebagian santri
putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan masyarakat yang menjadi jam’iyyah
shalawatan malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis dengan pendekatan
fenomenologi. Subyek dan sumber penelitian ini adalah pengasuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta sekarang, yaitu Ibu Nyai Hj.
Siti Chamnah Najib. Kemudian Ustadz Kholid Mawadi Irma, S. Kom.I. selaku ketua
Dewan Pendidikan PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Dan Kyai Nur Charis Majid dan
Kyai Ahmad Nasikhin, selaku yang memimpin acara tradisi shalawatan jam’iyyah
malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta.
Keywords: shalawatan, jam’iyyah
malam selasa, PP. Al-Luqmaniyyah
A.
Pendahuluan
Hadis adalah sumber hukum kedua setelah al-Qur’an. Menurut ulama mutaqaddimin,
hadis adalah segala perkataan, perbuatan atau ketetapan yang disandarkan
kepada Nabi SAW pasca kenabian. Sedangkan menurut ulama muta’akhirin, hadis
memiliki pengertian yang sama dengan sunnah, yaitu segala ucapan, perbuatan
atau ketetapan Nabi SAW.[1]
Hadis bagi umat Islam merupakan sesuatu yang penting, karena di dalamnya
terungkap berbagai tradisi yang berkembang pada masa Nabi SAW. Tradisi-tradisi
tersebut mengacu kepada pribadi Nabi SAW sebagai utusan Allah swt.[2] Terkait
erat dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks dan
diiringi adanya keinginan untuk melaksanakan ajaran Islam yang sesuai dengan yang
diajarka oleh Nabi SAW, maka hadis menjadi sesuatu yang hidup dimasyarakat. Hal
itu dikenal dengan istilah Living Hadis.[3]
Pada era kontemporer sekarang ini, dapat ditemukan beragam tradisi
yang dilakukan oleh komunitas atau kelompok masyarakat tertentu dalam meresepsi
hadis Nabi SAW. Sebagai contoh adalah PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta yang
melakukan tradisi shalawatan jam’iyyah malam
selasa yang diikuti oleh sebagian santri putra PP. Al-Luqmaniyyah,
Yogyakarta dan masyarakat yang menjadi jam’iyyah shalawatan malam selasa di PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Shalawat dalam bahasa Arab berasal
dari kata shalaa-yashuulu-shalwan yang artinya mengenai tengah-tengah
punggungnya.[4]
Sedangkan shalawat secara istilah adalah doa keselamatan dan salam penghormatan
kepada Nabi SAW.[5]
Berangkat dari fenomena ini, penulis tertarik
untuk meneliti dan mengkaji tradisi tersebut lebih dalam. Karena kegiatan tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta ini,
sudah berlangsung
sejak awal berdirinya PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan masih rutin dilakukan sampai sekarang. Kegiatan ini dulu
dipimpin oleh Alm. pengasuh pertama PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta, yaitu K.H. Najib Salimi. Setelah beliau wafat, kegiatan ini
sekarang dipimpin oleh Kyai Nur Charis Majid dan
Kyai Ahmad Nasikhin, yang mana beliau merupakan adik kandung dari Alm.
K.H. Najib Salimi. Oleh sebab itu, bagi penulis fenomena ini sangat menarik untuk dikaji dan
diteliti sebagai model alternatif bagi suatu komunitas sosial dan lembaga
pendidikan untuk selalu melestarikan
budaya atau tradisi yang didasari oleh hadis Nabi SAW.
Tulisan ini ingin membahas bagaimana sejarah tradisi shalawatan
jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta, yaitu kapan tradisi
tersebut pertama kali dilaksanakan, siapa pendiri tradisi tersebut, dan apa
tujuan diadakannya tradisi tersebut. Kemudian bagaimana susunan acara tradisi shalawatan
jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif; penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Data dikumpulkanan dengan tiga cara yaitu wawancara mendalam yang terstruktur
(dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan), pengamatan langsung oleh
peneliti dengan terlibat langsung dalam aktivitas dan dokumentasi. Key informan
dalam penelitian ini ada dua orang, yaitu pertama, Akhmad Khoirul
Musthofa yang mana beliau adalah salah satu santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah,
Yogyakarta dan juga salah satu abdi dalem PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan
koordinator laden acara tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Kedua, Muhammad Irfan Zidni, S. Pd. I. Yang
mana beliau adalah salah satu santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan
juga sebagai salah satu mantan anggota tim hadroh ababil (tim hadroh putra PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan model analisis
interaksi, dimana komponen reduksi data dan sajian data ditakukan bersamaan
dalam proses pengumpukn data. Setelah data terkumpul maka tiga komponen reduksi
data, sajian dan penarikan kesimpulan berinteraksi.[6]
B.
Hasil Temuan dan Pembahasan
1.
Mengenal PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta
PP. Al-Luqmaniyyah adalah salah satu pondok pesantren NU yang ada
di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. PP. Al-Luqmaniyyah tepatnya berada di
Jl. Babaran, Gg. Cemani No. 759 P/UH V, dukuh Kalangan, kelurahan Pandean,
RT/RW: 49/IV, kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta. PP. Al-Luqmaniyyah adalah
pondok pesantren salaf yang mengiblat ke Asrama Perguruan Islam Tegalrejo.
Karena Alm. K.H. Najib Salimi selaku pengasuh pertama PP. Al-Luqmaniyyah,
Yogyakarta adalah alumni santri Asrama Perguruan Islam Tegalrejo. Wasiat dari
Alm. K.H. Najib Salimi, yaitu bahwa yang akan jadi pengasuh PP. Al-Luqmaniyyah,
Yogyakarta selanjutnya adalah putra beliau yang pertama yaitu Muhammad Abdullah
Falah. Akan tetapi, karena Muhammad Abdullah Falah sekarang masih nyantri di
Asrama Perguruan Islam Tegalrejo, maka untuk sementara waktu yang menjadi
pengasuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta adalah Ibu Nyai Hj. Siti Chamnah Najib,
yang mana beliau adalah Ibu dari Muhammad Abdullah Falah dan juga istri dari
Alm. K.H. Najib Salimi.[7]
2.
Sejarah tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta
Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah,
Yogyakarta sudah ada sejak berdiriya PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Alm. K.H.
Najib Salimi selaku pengasuh pertama PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta mengadakan
kegiatan tersebut tujuannya adalah supaya orang yang sudah tua masih tetap
mengaji dan juga untuk melestarikan salah satu tradisi NU.[8]
Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta
diikuti oleh sebagian santri putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan
masyarakat yang menjadi jam’iyyah shalawatan malam selasa di PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Yang memimpin acara adalah Kyai Nur Charis Majid, yang mana beliau merupakan adik dari Alm.
K.H. Najib Salimi. Sedangkan yang mengisi pengajian adalah Kyai Ahmad Nasikhin, yang mana beliau juga merupakan
adik dari Alm. K.H. Najib Salimi.[9]
3.
Rangkaian acara tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta
Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah
dimulai dari jam 21:30 sampai jam 24:00.
Rangkaian acaranya dimulai dari pembukaan yang diisi dengan shalawat yang
dilantunkan oleh tim hadroh ababil (tim hadroh santri putra PP. Al-Luqmaniyyah
Yogyakarta). Kemudian dilanjutkan dengan tawasul yang dipimpin oleh Kyai Nur
Charis Majid. Setelahnya adalah tahlil yang dipimpin oleh Kyai Nur Charis
Majid. Kemudian acara inti, yaitu pembacaan shalawat simthu ad-duror yang
dipimpin oleh Kyai Nur Charis Majid. Dan acara yang terakhir adalah pengajian
dan do’a penutup yang dipimpin oleh Kyai Ahmad Nasikhin.[10]
C.
Kesimpulan
Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah,
Yogyakarta sudah ada sejak berdiriya PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Tradisi
tersebut diikuti oleh sebagian santri putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan
masyarakat yang menjadi jam’iyyah shalawatan malam selasa di PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP.
Al-Luqmaniyyah dimulai dari jam 21:30 sampai jam 24:00. Rangkaian acaranya yaitu pembukaan, tawasul, tahlil, pembacaan
shalawat simthu ad-duror, pengajian dan do’a penutup. Tujuan dari tradisi
shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta adalah
supaya orang yang sudah tua masih tetap mengaji dan juga untuk melestarikan
salah satu tradisi NU.
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, R. Umi. Pelembagaan
Tradisi Membaca Al Qur'an Masyarakat Mlangi. Yogyakarta: Jurnal
Pendidikan Agama lslam, Vol. ll, No. 2, 2005.
Mawardi, Kholid. Shalawatan: Pembelajaran Akhlak Kalangan
Tradisionalis. Purwokerto: INSANIA, Vol. 14, No. 3, 2009.
Munawir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:
Pustaka Progresif, 2002.
Suryadi. “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Syamsuddin,
Sahiron (ed.). Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta:
Teras, 2007.
Suryadilangga, M. Alfatih.
“Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Syamsuddin, Sahiron (ed.). Metode
Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Teras, 2007.
[1]Suryadi,
“Metode Penelitian Living
Qur’an” dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur’an dan
Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 89.
[2]M.
Alfatih Suryadilangga, “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam
Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis,
(Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 105.
[3]M.
Alfatih Suryadilangga, “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam
Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis,
(Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 106.
[4]Ahmad
Warson Munawir, Kamus Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:
Pustaka Progresif, 2002), 792.
[5]Kholid Mawardi, Shalawatan: Pembelajaran Akhlak Kalangan
Tradisionalis, (Purwokerto: INSANIA, Vol. 14, No. 3, 2009), hlm, 3.
[6]R. Umi Baroroh, Pelembagaan
Tradisi Membaca Al Qur'an Masyarakat Mlangi, (Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Agama
lslam, Vol. ll, No. 2, 2005), hlm. 219.
[7]Wawancara
dengan Akhmad Khoirul Musthofa yang mana beliau adalah salah satu santri sepuh
PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga salah satu abdi dalem PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta, 23 Mei 2016.
[8]Wawancara
dengan Akhmad Khoirul Musthofa yang mana beliau adalah salah satu santri sepuh
PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga salah satu abdi dalem PP.
Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta, 23 Mei 2016.
[9]Wawancara
dengan Muhammad Irfan Zidni, S. Pd. I. Yang mana beliau adalah salah satu
santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga sebagai salah satu mantan
anggota tim hadroh ababil (tim hadroh putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta), 23
Mei 2016.
[10]Wawancara
dengan Muhammad Irfan Zidni, S. Pd. I. Yang mana beliau adalah salah satu
santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga sebagai salah satu mantan
anggota tim hadroh ababil (tim hadroh putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta), 23
Mei 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar