Penayangan

Selasa, 07 Juni 2016

tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta



TRADISI SHALAWATAN JAM’IYYAH MALAM SELASA DI PP. AL-LUQMANIYYAH, YOGYAKARTA
Oleh : Asep Saeful Anwar (14530061)
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap malam selasa yang  diikuti oleh sebagian santri putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan masyarakat yang menjadi jam’iyyah shalawatan malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis dengan pendekatan fenomenologi. Subyek dan sumber penelitian ini adalah pengasuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta sekarang, yaitu Ibu Nyai Hj. Siti Chamnah Najib. Kemudian Ustadz Kholid Mawadi Irma, S. Kom.I. selaku ketua Dewan Pendidikan PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Dan Kyai Nur Charis Majid dan Kyai Ahmad Nasikhin, selaku yang memimpin acara tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta.
Keywords: shalawatan, jam’iyyah malam selasa, PP. Al-Luqmaniyyah
A.      Pendahuluan
Hadis adalah sumber hukum kedua setelah al-Qur’an. Menurut ulama mutaqaddimin, hadis adalah segala perkataan, perbuatan atau ketetapan yang disandarkan kepada Nabi SAW pasca kenabian. Sedangkan menurut ulama muta’akhirin, hadis memiliki pengertian yang sama dengan sunnah, yaitu segala ucapan, perbuatan atau ketetapan Nabi SAW.[1] Hadis bagi umat Islam merupakan sesuatu yang penting, karena di dalamnya terungkap berbagai tradisi yang berkembang pada masa Nabi SAW. Tradisi-tradisi tersebut mengacu kepada pribadi Nabi SAW sebagai utusan Allah swt.[2] Terkait erat dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks dan diiringi adanya keinginan untuk melaksanakan ajaran Islam yang sesuai dengan yang diajarka oleh Nabi SAW, maka hadis menjadi sesuatu yang hidup dimasyarakat. Hal itu dikenal dengan istilah Living Hadis.[3]
Pada era kontemporer sekarang ini, dapat ditemukan beragam tradisi yang dilakukan oleh komunitas atau kelompok masyarakat tertentu dalam meresepsi hadis Nabi SAW. Sebagai contoh adalah PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta yang melakukan tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa yang diikuti oleh sebagian santri putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan masyarakat yang menjadi jam’iyyah shalawatan malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Shalawat dalam bahasa Arab berasal dari kata shalaa-yashuulu-shalwan yang artinya mengenai tengah-tengah punggungnya.[4] Sedangkan shalawat secara istilah adalah doa keselamatan dan salam penghormatan kepada Nabi SAW.[5]
Berangkat dari fenomena ini, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji tradisi tersebut lebih dalam. Karena kegiatan tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta ini, sudah berlangsung sejak awal berdirinya PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan masih rutin dilakukan sampai sekarang. Kegiatan ini dulu dipimpin oleh Alm. pengasuh pertama PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta, yaitu K.H. Najib Salimi. Setelah beliau wafat, kegiatan ini sekarang dipimpin oleh Kyai Nur Charis Majid dan Kyai Ahmad Nasikhin, yang mana beliau merupakan adik kandung dari Alm. K.H. Najib Salimi. Oleh sebab itu, bagi penulis fenomena ini sangat menarik untuk dikaji dan diteliti sebagai model alternatif bagi suatu komunitas sosial dan lembaga pendidikan untuk selalu melestarikan budaya atau tradisi yang didasari oleh hadis Nabi SAW.
Tulisan ini ingin membahas bagaimana sejarah tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta, yaitu kapan tradisi tersebut pertama kali dilaksanakan, siapa pendiri tradisi tersebut, dan apa tujuan diadakannya tradisi tersebut. Kemudian bagaimana susunan acara tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif; penelitian yang menghasilkan data deskriptif  berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data dikumpulkanan dengan tiga cara yaitu wawancara mendalam yang terstruktur (dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan), pengamatan langsung oleh peneliti dengan terlibat langsung dalam aktivitas dan dokumentasi. Key informan dalam penelitian ini ada dua orang, yaitu pertama, Akhmad Khoirul Musthofa yang mana beliau adalah salah satu santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga salah satu abdi dalem PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan koordinator laden acara tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Kedua, Muhammad Irfan Zidni, S. Pd. I. Yang mana beliau adalah salah satu santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga sebagai salah satu mantan anggota tim hadroh ababil (tim hadroh putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan model analisis interaksi, dimana komponen reduksi data dan sajian data ditakukan bersamaan dalam proses pengumpukn data. Setelah data terkumpul maka tiga komponen reduksi data, sajian dan penarikan kesimpulan berinteraksi.[6]
B.       Hasil Temuan dan Pembahasan
1.         Mengenal PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta
PP. Al-Luqmaniyyah adalah salah satu pondok pesantren NU yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. PP. Al-Luqmaniyyah tepatnya berada di Jl. Babaran, Gg. Cemani No. 759 P/UH V, dukuh Kalangan, kelurahan Pandean, RT/RW: 49/IV, kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta. PP. Al-Luqmaniyyah adalah pondok pesantren salaf yang mengiblat ke Asrama Perguruan Islam Tegalrejo. Karena Alm. K.H. Najib Salimi selaku pengasuh pertama PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta adalah alumni santri Asrama Perguruan Islam Tegalrejo. Wasiat dari Alm. K.H. Najib Salimi, yaitu bahwa yang akan jadi pengasuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta selanjutnya adalah putra beliau yang pertama yaitu Muhammad Abdullah Falah. Akan tetapi, karena Muhammad Abdullah Falah sekarang masih nyantri di Asrama Perguruan Islam Tegalrejo, maka untuk sementara waktu yang menjadi pengasuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta adalah Ibu Nyai Hj. Siti Chamnah Najib, yang mana beliau adalah Ibu dari Muhammad Abdullah Falah dan juga istri dari Alm. K.H. Najib Salimi.[7]
2.         Sejarah tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta
Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta sudah ada sejak berdiriya PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Alm. K.H. Najib Salimi selaku pengasuh pertama PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta mengadakan kegiatan tersebut tujuannya adalah supaya orang yang sudah tua masih tetap mengaji dan juga untuk melestarikan salah satu tradisi NU.[8] Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta diikuti oleh sebagian santri putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan masyarakat yang menjadi jam’iyyah shalawatan malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Yang memimpin acara adalah Kyai Nur Charis Majid, yang mana beliau merupakan adik dari Alm. K.H. Najib Salimi. Sedangkan yang mengisi pengajian adalah Kyai Ahmad Nasikhin, yang mana beliau juga merupakan adik dari Alm. K.H. Najib Salimi.[9]
3.         Rangkaian acara tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta
Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah dimulai dari jam 21:30 sampai jam 24:00. Rangkaian acaranya dimulai dari pembukaan yang diisi dengan shalawat yang dilantunkan oleh tim hadroh ababil (tim hadroh santri putra PP. Al-Luqmaniyyah Yogyakarta). Kemudian dilanjutkan dengan tawasul yang dipimpin oleh Kyai Nur Charis Majid. Setelahnya adalah tahlil yang dipimpin oleh Kyai Nur Charis Majid. Kemudian acara inti, yaitu pembacaan shalawat simthu ad-duror yang dipimpin oleh Kyai Nur Charis Majid. Dan acara yang terakhir adalah pengajian dan do’a penutup yang dipimpin oleh Kyai Ahmad Nasikhin.[10]
C.      Kesimpulan
Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta sudah ada sejak berdiriya PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Tradisi tersebut diikuti oleh sebagian santri putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan masyarakat yang menjadi jam’iyyah shalawatan malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta. Tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah dimulai dari jam 21:30 sampai jam 24:00. Rangkaian acaranya yaitu pembukaan, tawasul, tahlil, pembacaan shalawat simthu ad-duror, pengajian dan do’a penutup. Tujuan dari tradisi shalawatan jam’iyyah malam selasa di PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta adalah supaya orang yang sudah tua masih tetap mengaji dan juga untuk melestarikan salah satu tradisi NU.

DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, R. Umi. Pelembagaan Tradisi Membaca Al Qur'an Masyarakat Mlangi. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Agama lslam, Vol. ll, No. 2, 2005.
Mawardi, Kholid. Shalawatan: Pembelajaran Akhlak Kalangan Tradisionalis. Purwokerto: INSANIA, Vol. 14, No. 3, 2009.
Munawir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif, 2002.
Suryadi. “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Syamsuddin, Sahiron (ed.). Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Teras, 2007.
Suryadilangga,  M. Alfatih. “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Syamsuddin, Sahiron (ed.). Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Teras, 2007.



[1]Suryadi, “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 89. 
[2]M. Alfatih Suryadilangga,  “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 105.
[3]M. Alfatih Suryadilangga,  “Metode Penelitian Living Qur’an” dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 106.
[4]Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 2002), 792.
[5]Kholid Mawardi, Shalawatan: Pembelajaran Akhlak Kalangan Tradisionalis, (Purwokerto: INSANIA, Vol. 14, No. 3, 2009), hlm, 3.  
[6]R. Umi Baroroh, Pelembagaan Tradisi Membaca Al Qur'an Masyarakat Mlangi, (Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Agama lslam, Vol. ll, No. 2, 2005), hlm. 219.
[7]Wawancara dengan Akhmad Khoirul Musthofa yang mana beliau adalah salah satu santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga salah satu abdi dalem PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta, 23 Mei 2016.
[8]Wawancara dengan Akhmad Khoirul Musthofa yang mana beliau adalah salah satu santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga salah satu abdi dalem PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta, 23 Mei 2016.
[9]Wawancara dengan Muhammad Irfan Zidni, S. Pd. I. Yang mana beliau adalah salah satu santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga sebagai salah satu mantan anggota tim hadroh ababil (tim hadroh putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta), 23 Mei 2016.
[10]Wawancara dengan Muhammad Irfan Zidni, S. Pd. I. Yang mana beliau adalah salah satu santri sepuh PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta dan juga sebagai salah satu mantan anggota tim hadroh ababil (tim hadroh putra PP. Al-Luqmaniyyah, Yogyakarta), 23 Mei 2016.